Howdy-Discussion - Seni mural adalah seni menggambar pada objek yang luas dan permanen seperti tembok. Belakangan ini seni mural telah berkembang di kota-kota besar. Mural biasanya berisi suatu pesan social yang disajikan dengan sederhana, walaupun demikian Kebanyakan kota di Indonesia belum melegalkan seni mural tersebut. Satu-satunya kota di Indonesia yang melegalkan mural adalah Kota Yogyakarta, tidak heran anda akan mudah menemukan seni mural di kota tersebut. Persoalannya, kenapa kota lain belum melegalkan mural?
Mural masih dianggap condong ke vandalisme, yakni perusakan keindahan. Walaupun demikian, Kota Yogyakarta telah membuktikan jika mural bukan berarti perusak keindahan, justru mural menambah daya tarik kota tersebut.
Seni mural pun telah ada dalam kurikulum pendidikan seni di sekolah menengah pertama (SMP), seperti halnya apa yang dilakukan oleh siswa-siswa SMP Negeri 1 Wates, Kulon Progo, Minggu pagi (13/11). Dengan didampingi guru seni, mereka menghias tembok luar sekolah dengan gambar yang sarat akan pesan-pesan sosial. Kegiatan seperti ini bahkan hampir setiap tahun diadakan di sekolah.
Ini dia hasil karya mereka
Namun, apa yang dilakukan para siswa tersebut bebanding berbalik dengan keadaan di sekitar sekolah. Penulis banyak menemukan corat-coret di tembok sekitar sekolah tersebut. Corat-coretan ini bukan mural, coret-coretan ini dibuat oleh orang-orang tidak bertanggungjawab. Beda dengan mural, corat-coret ini tidak berisikan pesan sosial, melainkan berisikan sesuatu yang sara untuk merendahkan seseorang atau suatu kelompok.
Walaupun mural mulai menjamur di kota-kota, aksi corat-coret masih lebih banyak menghiasi sudut-sudut kota. Pemerintah daerah pun kwalahan dalam menangani hal tersebut. Jadi, seluruh elemen masyarakat perlu dilibatkan dalam menjaga keindahan dan kenyamanan kota. *) Yusuf Harfi
Mural masih dianggap condong ke vandalisme, yakni perusakan keindahan. Walaupun demikian, Kota Yogyakarta telah membuktikan jika mural bukan berarti perusak keindahan, justru mural menambah daya tarik kota tersebut.
Seni mural pun telah ada dalam kurikulum pendidikan seni di sekolah menengah pertama (SMP), seperti halnya apa yang dilakukan oleh siswa-siswa SMP Negeri 1 Wates, Kulon Progo, Minggu pagi (13/11). Dengan didampingi guru seni, mereka menghias tembok luar sekolah dengan gambar yang sarat akan pesan-pesan sosial. Kegiatan seperti ini bahkan hampir setiap tahun diadakan di sekolah.
Ini dia hasil karya mereka
Namun, apa yang dilakukan para siswa tersebut bebanding berbalik dengan keadaan di sekitar sekolah. Penulis banyak menemukan corat-coret di tembok sekitar sekolah tersebut. Corat-coretan ini bukan mural, coret-coretan ini dibuat oleh orang-orang tidak bertanggungjawab. Beda dengan mural, corat-coret ini tidak berisikan pesan sosial, melainkan berisikan sesuatu yang sara untuk merendahkan seseorang atau suatu kelompok.
Walaupun mural mulai menjamur di kota-kota, aksi corat-coret masih lebih banyak menghiasi sudut-sudut kota. Pemerintah daerah pun kwalahan dalam menangani hal tersebut. Jadi, seluruh elemen masyarakat perlu dilibatkan dalam menjaga keindahan dan kenyamanan kota. *) Yusuf Harfi
emm.. kulonprogo ya,
ReplyDeletenggak jauh beda sama Sleman, tp saya tetep dukung mural
fotoku nggak ada. hoho :D
ReplyDeletetapi klo mural mural alay kadang risih juga soalnya gak pada tempatnya trs nulisnya juga kata kata kasar
ReplyDeleteKamu Blogger...? Yuk Ikutan Event Untuk Blogger Berhadiah Blakberry Playbook Berakhir 23 Desember 2011 KLIK -->
http://www.streetdirectory.co.id/sdi/