Tahun
baru Imlek 2566 masih beberapa hari lagi, Kampung Sudiroprajan atau
orang menyingkatnya Kampung Sudiro sudah sibuk menyambut tahun baru
penanggalan China tersebut. Sudiroprajan adalah sebuah kawasan pecinan
di Kota Solo, lebih tepatnya di Kecamatan Jebres, kawasan sekitat Pasa
Gede. Katanya 10.000 lampu lampion merah sudah dipasang di sepanjang
jalan-jalan, pasar, bahkan di sepanjang sungai. Belum lagi pernak-pernik
imlek sampai kue keranjang, kuliner khas tahunan imlek yang telah
banyak dijajakan penjual bahkan berminggu-minggu sebelum imlek. Berbicara tentang sudiroprajan, ada sebuah acara besar menyambut imlek yang telah digelar sejak 2007 lalu. Grebek Sudiro.
Melihat namanya (Grebek) identik dengan acara-acara dalam
tradisi Jawa seperti Grebek Mulud, Grebek Syawal, Grebek Suro. Grebek
Sudiro adalah perpaduan dua kebudayaan Jawa dengan Tionghoa. Para
pendatang Tionghoa yang menetap di Sudiroprajan dan melakukan perkawinan
dengan masyarakat pribumi telah membentuk peranakan akulturasi Jawa dan
Tionghoa.
Saya tiba di Kota Solo minggu pagi, sembari menikmati
suasana Solo pagi hari. Acara Grebek Sudiro tahun 2015 ini digelar
minggu siang, berpusat di depan Pasar Gede yang sekaligus menjadi tempat
start pawai budaya. Saya bergabung dengan teman-teman dari grup Backpacker Joglosemar, grup backpacker yang di dalamnya para traveller dari Jogja-Solo, kebetulan kami bertemu Royal Heritage, depan monumen Slamet Riyadi, daripada sendirian pikir saya. Kami berjalan menuju kawasan pecinan Sudiroprajan, tepatnya kawasan sekitar Pasar Gede. Hajatan besar tahunan ini pun dimulai. Arak-arakan gunungan kue keranjang, parade kostum tokoh-tokoh Tionghoa, kesenian tradisional Jawa, atraksi barongsai, sampai kesenian daerah beberapa daerah lain pun ikut ambil bagian di Grebek Sudiro yang tahun ini mengangkat tema "Manunggaling Budhaya Nguri-uri Luhuring Bangsa".
Mengawali pawai dengan start persis di depan Pasar Gede, kerumunan masyarakat yang ingin menyaksikan Grebek Sudiro dari dekat cukup menyulitkan saya mengabadikan pawai, ditambah lagi dengan teriknya matahari di atas Kota Solo, namun perlu saya apresiasi, semua itu tertutupi dengan kemeriahan alunan musik ala Tionghoa yang bersahut-sahutan dengan suara gamelan tradisional Jawa.
Grebek Sudiro hanya salah satu dari rangkaian acara peringatan tahun baru imlek di Solo, hingga puncak peringatan tahun baru imlek pada 19 Februari mendatang masih ada beberapa rangkaian kegiatan lain.
Parade kostum lebarnya nggak ada 10m deh??? Eh tapi nyampluk kepala ya lumayan.
ReplyDeleteNgga nyampe ya? Haha. Nyolok mata lumayan juga
DeleteBiksu Tong Sam Chong kenapa jadi gemukan gitu ya ^^v
ReplyDeleteKebanyakan makan kue keranjang kali hahaha
Deletekeren banget mas... :D
ReplyDeleteOh gitu.
Delete