Hot Topic - Kita sama-sama tertunduk lesu. Pada malam itu senyum 15.000 suporter Indonesia di Bukit Jalil tertahan. Begitu pula dengan jutaan suporter Indonesia yang hanya dapat mendukung dari kejauhan, ratusan kilometer dari Stadion Bukit Jalil, dari layar televisi. Mimpi kita kembali tertahan.Ya, mimpi kita. Mimpi berjuta-juta rakyat Indonesia yang hatinya diserahkan total untuk tim kebanggaannya, Tim Garuda.
Setidaknya begitulah mereka biasa menyebutnya. Apa boleh buat, Malaysia kembali mengubur mimpi kita dalam-dalam. Untuk ketiga kalinya dalam kurun waktu tiga tahun ini. Tiga kali. Mereka memang tidak bosan
Tiga hari sebelumnya, kita sempat bereuforia. Memecundangi Singapura dengan gol indah si ajaib Andik Vermansyah. Memang, terlalu dini jika kita berlama-lama berpesta. Hingga pada akhirnya laga pamungkas grup B menjadi sebuah anti klimaks bagi kita. Adalah Azzamudin Akil dan Mahali Jazuli, pemain Malaysia yang memaksa kita untuk pulang tanpa gelar. Kecewa dengan penampilan Tim Garuda? Jawab dengan keras teman-teman, "Tidak!!!, kami bangga dengan Tim Garuda!!". Ya, perjuangan Garuda layak kita apresiasi. Bukan sekedar apresiasi, apresiasi yang luar biasa untuk kalian, Garuda! Kalian lah pahlawan-pahlawan kami di lapangan hijau, mengemban tugas penting atas nama negara. Mereka berjuang atas nama negara, perjuangannya nyata. Tidak seperti mereka yang bisanya hanya memaki-maki kalian dengan mengatasnamakan nasionalisme. Biarlah mereka menggonggong.
Setidaknya begitulah mereka biasa menyebutnya. Apa boleh buat, Malaysia kembali mengubur mimpi kita dalam-dalam. Untuk ketiga kalinya dalam kurun waktu tiga tahun ini. Tiga kali. Mereka memang tidak bosan
Tiga hari sebelumnya, kita sempat bereuforia. Memecundangi Singapura dengan gol indah si ajaib Andik Vermansyah. Memang, terlalu dini jika kita berlama-lama berpesta. Hingga pada akhirnya laga pamungkas grup B menjadi sebuah anti klimaks bagi kita. Adalah Azzamudin Akil dan Mahali Jazuli, pemain Malaysia yang memaksa kita untuk pulang tanpa gelar. Kecewa dengan penampilan Tim Garuda? Jawab dengan keras teman-teman, "Tidak!!!, kami bangga dengan Tim Garuda!!". Ya, perjuangan Garuda layak kita apresiasi. Bukan sekedar apresiasi, apresiasi yang luar biasa untuk kalian, Garuda! Kalian lah pahlawan-pahlawan kami di lapangan hijau, mengemban tugas penting atas nama negara. Mereka berjuang atas nama negara, perjuangannya nyata. Tidak seperti mereka yang bisanya hanya memaki-maki kalian dengan mengatasnamakan nasionalisme. Biarlah mereka menggonggong.
Masih banyak rakyat Indonesia yang tetap teguh mendukungmu. Lihatlah, Bukit Jalil yang biasanya berwarna kuning pun berubah dengan warna merah. Warna yang melambangkan keberanian kita, warna yang menunjukkan kalian tidak sendiri. Itu pun belum dengan teman-teman kita yang tidak bisa hadir langsung di Bukit Jalil. Teman-teman kita di tanah air pun meluangkan waktu sabtu malam demi kalian, mendukung dan mendoakan dari kejauhan. Seakan melupakan sejenak carut-marutnya sepakbola di dalam negeri. Salah siapa? Ah, tidak perlu kita jawab. Kita sudah bosan dengan ulah mereka, ulah para bapak-bapak yang katanya ingin memajukan sepakbola Indonesia. Buktinya apa? Lihatlah, pak. Sepakbola kita sudah amburadul. Ibarat orang sedang koma di atas ranjang rumah sakit, hidup segan mati tak mau. Lihatlah, pak ulah kalian yang hanya mementingkan kekuasaan di sepakbola. Ini sepakbola, pak! bukan panggung politik! Timnas sudah jadi korban keserakahan kalian wahai Bapak-Bapak! Lihatlah, sepakbola kita terpecah-belah! sampai-sampai ada dua timnas dalam sebuah negara, memiriskan sekali.
Kegagalan ini harus menjadi refleksi bagi kita semua. Pertanyaannya, masih ingatkah kalian memori indah ini dua tahun lalu di Gelora Bung Karno? Masih ingatkah ketika kita mengubah warna Gelora Bung Karno menjadi merah dimana-dimana? Masih ingatkah ketika kita menyanyikan Indonesia Raya bersama 95.000 suporter sebelum kick off? Belum lagi suporter yang diluar stadion. Bukan mustahil kita menyanyikan Indonesia Raya dengan jutaan suporter Indonesia di tanah air secara bersamaan. Bisa jadi itu menjadi sebuah rekor dunia. Semoga video berikut dapat mengingatkan kita akan indahnya persatuan:
"Hiduplah Indonesia Rayaaaaa..." Setidaknya begitulah lirik penutup lagu tersebut. Masih hafal liriknya kan? Tentu. Tidak perlu menghafalkan lagu ini untuk menghafalnya. Setiap huruf, setiap kata, setiap baris lirik dalam lagu ini sangat dalam maknanya. Mengajak kita semua bersatu untuk memajukan Indonesia, termasuk sepakbola Indonesia. Tidak percaya? Mari kita nyanyikan sekali lagi. cukup di dalam hati. Resapi setiap bait liriknya.
Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku, disanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku, Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah airku,marilah kita berseru, Indonesia bersatu
hiduplah tanahku, hiduplah negeriku, bangsaku rakyatku semuanya, bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia raya
Indonesia raya, merdeka merdeka, tanahku negeriku yang kucinta
Indonesia raya, merdeka merdeka, hiduplah Indonesia raya
Indonesia raya, merdeka merdeka, tanahku negeriku yang kucinta
Indonesia raya, merdeka merdeka, hiduplah Indonesia raya
Ini lagu kita. Lagu milik seluruh rakyat Indonesia. Wage Rudolf Supratman menciptakan lagu ini bukan tanpa tujuan. Mempersatukan seluruh rakyat Indonesia. Itu tujuannya. 84 tahun yang lalu lagu ini pertama kali diperkenalkan. Tepat saat peristiwa Sumpah Pemuda. Bertumpah darah satu, berbangsa satu, berbahasa satu
Ya. Selagi lagu kita masih sama, kenapa kita harus terpecah-pecah? Lagu kita masih sama, tetap "Indonesia Raya". Kepada seluruh pihak yang terlibat dalam dunia sepakbola Indonesia, melalui artikel ini bolehkah saya mengajak seluruh pihak untuk menyatukan sepakbola Indonesia?
Kepada Enda, Wahyu Tri, Wahyu Wiji, Novan, Nopendi, Handi, Geddy, Fachruddin, Maitimo, Taufik, Andik, Okto, Tonny, Rasyid, Valentino, Vendry, Elie, Jhony, Rahmat, Syamsul, Irfan dan Bambang. Kalian luar biasa!
Tidak lupa kepada coach Nilmaizar yang hebat. Dan kepada seluruh suporter Indonesia yang semangatnya membara-bara. Tetap dukung Garuda, ya :) *) Yusuf Harfi/The Howdy Indonesia
Artikel Sebelumnya:
wow merinding pas liat video suporter nyanyi Indonesia Raya final AFF taun 2010. Johar hrs mundur!! bersatulah sepakbola indonesia!
ReplyDelete#respect
Deletesaya pun ketika nonton bareng mendapatkan suasana yang hampir serupa..
ReplyDeleteluar biasa atmosfir kita..
minimal hampir seperti sepertiganya saat kita mendengarkan pidato dari bung karno..!
dukungan suporter kita sangat fantastis. jadi tdk ada alasan untuk tidak bersatu
Deletetetap dukung Indonesia