Filosofi Batik Geblek Renteng

Howdy-Tourism - Lomba desain batik khas Kulonprogo yang diadakan oleh Pemkab Kulonprogo beberapa waktu yang lalu telah menghasilkan sebuah motif batik yang kini sangat familiar di telinga masyarakat Kulonprogo. Geblek Renteng, walaupun kedengaran agak nyleneh, motif batik ini telah menjadi ikon baru Kabupaten Kulonprogo. Lantas apa filosofi dibalik motif Geblek Renteng?

Dihubungi The Howdy Indonesia, kreator batik geblek renteng, Ales Candra Wibawa (16) yang merupakan siswa SMA Negeri 1 Wates dengan senang hati menjelaskan maksud dibalik karyanya yang kini sedang booming di Kulonprogo. 

Menurut Ales, begitu sapaan akrabnya, Kulonprogo merupakan daerah yang kaya akan kekayaan alam, kesenian, dan makanan khas. Salah satu makanan khas yang menjadi identitas Kulonprogo adalah Geblek, ia pun menjadikannya sebagai motif utama dalam desain batiknya.

Selain motif geblek, Ales menggambarkan motif Buah Manggis Kalagesing dan Burung Kacer yang merupakan flora fauna khas Kulonprogo. Lambang Binangun (Beriman, Indah, Nuhoni, Aman, Nalar, Guyub, Ulet, Nyaman) disebelahnya digambarkan sebagai kuncup bunga yang akan mekar, hal itu memiliki makna bahwa Kulonprogo merupakan daerah yang akan segera mekar menjadi daerah yang indah seperti permata sesuai dengan branding "Kulonprogo The Jewel of Java". Motif-motif tersebut digambarkan dengan pola naik turun sebagai perlambang bahwa Kulonprogo memiliki kenampakan alam yang bervariasi, dari pantai hingga pegunungan ada di Kulonprogo

Sedangkan lambang Binangun yang dimodifikasi dengan hiasan seperti sayap bermakna bahwa Kulonprogo akan melebarkan sayapnya karena akan ada bandar udara internasional yang akan segera dibangun.

Ales menambahkan, bentuk Geblek yang menyerupai angka delapan melambangkan jika Kulonprogo memiliki 88 desa dan kelurahan, menurutnya Geblek merupakan makanan yang merakyat, bentuknya yang digabung-gabung (renteng) melambangkan masyarakat berdiri bersama-sama untuk membangun Kulonprogo. "Pak Hasto wae anak ke 8, pokoke serba angka 8", kata Ales dengan tertawa.

Dilansir dari situs resmi Pemda Kulonprogo, desain batik yang diproduksi masal untuk  seragam pelajar dan pegawai di Kulonprogo ini bertujuan untuk menghidupkan ekonomi kreatif perajin batik lokal. Sebagai wujud nyata program Pemkab Kulonprogo, Bela dan Beli Kulonprogo (Yusuf Harfi/The Howdy Indonesia).

Artikel Sebelumnya:

Comments

Post a Comment

Saya harap anda puas membaca tulisan saya seperti halnya saya puas saat menulisnya.

Kamu adalah apa yang kamu tulis! Komentarmu mencerminkan isi otakmu. Mari budayakan berkomentar baik di internet.